Senin, 29 November 2010

Jurus Jitu: Dengar dan Lakukan!

Pernah mendengar kisah seorang office boy (OB) menjadi Vice Presiden Citibank di Indonesia? Saya mendengar cerita itu awalnya dari obrolan bersama temen-teman SMA dulu ketika reuni minggu lalu. Seorang teman saya berujar, “ternyata pendidikan rendah atau tinggi tidak menjamin keberhasilan orang. Buktinya OB ini yang lulusan SMA bisa menjadi Vice Presiden Citibank di Indonesia.” Obrolan tentang karir OB Citibank itu terhenti sampai itu saja, tapi saya masih penasaran apa jurus jitu OB ini bisa meraih karirnya yang tertinggi di Citibank itu? Jabatan itu adalah nomor 1 di Indonesia, karena Presiden Direktur Citibank sendiri berada di USA.

Beberapa hari yang lalu penasaran saya itu terjawab. Ketika saya mencopy beberapa artikel langganan ke mininote, saya membaca salah satu artikel berjudul “Mengejar Ketertinggalan” yang mengisahkan OB tadi yang menjadi Vice Presiden Citibank di Indonesia itu. Orang itu bernama Houtman Zainal Arifin.

Inti sari dari kisah Houtman Zainal Arifin yang ditulis penulis ketika mengikuti training Leadership Bank Syariah Mandiri ini adalah keuletan Houtman, keingintahuan tentang hal baru, keyakinannya dan yang penting adalah Mendengar serta Melakukan apa pun yang bisa membuat dia berkembang dan maju, bertambang ilmu. Mikirpun seperti ditepisnya yang penting adalah yang dipelajari membuatnya yakin menjadikannya lebih baik  nanti. Houtman siap mendengar dan melakukan karena dia yakin orang yang memberi ilmu itu adalah orang-orang yang yakin bisa membuatnya berkembang.  Tidak ada bantahan, semua hanya dikerjakan seperti yang diajarkan, istilahnya copy paste saja. Keuletan dan keyakinan dia akhirnya bisa membawa dia dipercaya, dan dari hal-hal yang kecil itu akhirnya bisa dipercaya untuk hal-hal yang besar hingga dipercaya menjadi pimpinan tertinggi di Citibank di Indonesia serta jabatan-jabatan penting lainnya.

Kisah Houtman Zainal Arifin memotivasi saya dengan jurus jitunya itu untuk menjalankan semua bidang usaha yang kulakukan termasuk salah satunya oriflame. Temen-teman baruku banyak telah berhasil dalam bisnis ini, kini tinggal kucopy dan kutularkan kepada teman-temanku yang lain, tentu dengan kerelaan mendengar dan melakukan jurus-jurus jitu dari para uplineku.

Tulisan di bawah ini adalah Kisah Nyata Houtman Zainal Arifin, disampaikan dalam training Leadership bank Syariah Mandiri yang diikuti penulis, yang dikutip dari berbagai sumber.

Sungguh sebuah karunia yang luar biasa bagi saya bisa bertemu dengan seorang yang memiliki pribadi dan kisah menakjubkan. Dialah Houtman Zainal Arifin, seorang pedagang asongan, anak jalanan, Office Boy yang kemudian menjadi Vice President Citibank di Indonesia. Sebuah jabatan Nomor 1 di Indonesia karena Presiden Direktur Citibank sendiri berada di USA.

Tepatnya 10 Juni 2010, saya berkesempatan bertemu pak Houtman. Kala itu saya sedang mengikuti training leadership yang diadakan oleh kantor saya, Bank Syariah Mandiri di Hotel Treva International, Jakarta. Selama satu minggu saya memperoleh pelatihan yang luar biasa mencerahkan, salah satu nya saya peroleh dari Pak Houtman. Berikut kisah inspirasinya:

Sekitar tahun 60an Houtman memulai karirnya sebagai perantau, berangkat dari desa ke jalanan Ibukota. Merantau dari kampung dengan penuh impian dan harapan, Houtman remaja berangkat ke Jakarta. Di Jakarta ternyata Houtman harus menerima kenyataan bahwa kehidupan ibukota ternyata sangat keras dan tidak mudah. Tidak ada pilihan bagi seorang lulusan SMA di Jakarta, pekerjaan tidak mudah diperoleh. Houtman pun memilih bertahan hidup dengan profesi sebagai pedagang asongan, dari jalan raya ke kolong jembatan kemudian ke lampu merah menjajakan dagangannya.

Houtman Zainal Arifin
Tetapi kondisi seperti ini tidak membuat Houtman kehilangan cita-cita dan impian. Suatu ketika Houtman beristirahat di sebuah kolong jembatan, dia memperhatikan kendaran-kendaraan mewah yang berseliweran di jalan Jakarta. Para penumpang mobil tersebut berpakaian rapih, keren dan berdasi. Houtman remaja pun ingin seperti mereka, mengendarai kendaraan berpendingin, berpakaian necis dan tentu saja memiliki uang yang banyak. Saat itu juga Houtman menggantungkan cita-citanya setinggi langit, sebuah cita-cita dan tekad diazamkan dalam hatinya.

Azam atau tekad yang kuat dari Houtman telah membuatnya ingin segera merubah nasib. Tanpa menunggu waktu lama Houtman segera memulai mengirimkan lamaran kerja ke setiap gedung bertingkat yang dia ketahui. Bila ada gedung yang menurutnya bagus maka pasti dengan segera dikirimkannya sebuah lamaran kerja. Houtman menyisihkan setiap keuntungan yang diperolehnya dari berdagang asongan digunakan untuk membiayai lamaran kerja.

Sampai suatu saat Houtman mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan yang sangat terkenal dan terkemuka di Dunia, The First National City Bank (citibank), sebuah bank bonafid dari USA. Houtman pun diterima bekerja sebagai seorang Office Boy. Sebuah jabatan paling dasar, paling bawah dalam sebuah hierarki organisasi dengan tugas utama membersihkan ruangan kantor, wc, ruang kerja dan ruangan lainnya.

Tapi Houtman tetap bangga dengan jabatannya, dia tidak menampik pekerjaan. Diterimanyalah jabatan tersebut dengan sebuah cita-cita yang tinggi. Houtman percaya bahwa nasib akan berubah sehingga tanpa disadarinya Houtman telah membuka pintu masa depan menjadi orang yang berbeda.

Sebagai Office Boy Houtman selalu mengerjakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. Terkadang dia rela membantu para staf dengan sukarela. Selepas sore saat seluruh pekerjaan telah usai Houtman berusaha menambah pengetahuan dengan bertanya tanya kepada para pegawai. Dia bertanya mengenai istilah istilah bank yang rumit, walaupun terkadang saat bertanya dia menjadi bahan tertawaan atau sang staf mengernyitkan dahinya. Mungkin dalam benak pegawai ”ngapain nih OB nanya-nanya istilah bank segala, kayak ngerti aja”. Sampai akhirnya Houtman sedikit demi sedikit familiar dengan dengan istilah bank seperti Letter of Credit, Bank Garansi, Transfer, Kliring, dll.

Suatu saat Houtman tertegun dengan sebuah mesin yang dapat menduplikasi dokumen (saat ini dikenal dengan mesin photo copy). Ketika itu mesin foto kopi sangatlah langka, hanya perusahaan perusahaan tertentu lah yang memiliki mesin tersebut dan diperlukan seorang petugas khusus untuk mengoperasikannya. Setiap selesai pekerjaan setelah jam 4 sore Houtman sering mengunjungi mesin tersebut dan minta kepada petugas foto kopi untuk mengajarinya. Houtman pun akhirnya mahir mengoperasikan mesin foto kopi, dan tanpa di sadarinya pintu pertama masa depan terbuka. Pada suatu hari petugas mesin foto kopi itu berhalangan dan praktis hanya Houtman yang bisa menggantikannya, sejak itu pula Houtman resmi naik jabatan dari OB sebagai Tukang Foto Kopi.

Menjadi tukang foto kopi merupakan sebuah prestasi bagi Houtman, tetapi Houtman tidak cepat berpuas diri. Disela-sela kesibukannya Houtman terus menambah pengetahuan dan minat akan bidang lain. Houtman tertegun melihat salah seorang staf memiliki setumpuk pekerjaan di mejanya. Houtman pun menawarkan bantuan kepada staf tersebut hingga membuat sang staf tertegun. “bener nih lo mo mau bantuin gua” begitu Houtman mengenang ucapan sang staff dulu. “iya bener saya mau bantu, sekalian nambah ilmu” begitu Houtman menjawab. “Tapi hati-hati ya ngga boleh salah, kalau salah tanggungjawab lo, bisa dipecat lo”, sang staff mewanti-wanti dengan keras. Akhirnya Houtman diberi setumpuk dokumen, tugas dia adalah membubuhkan stempel pada Cek, Bilyet Giro dan dokumen lainnya pada kolom tertentu. Stempel tersebut harus berada di dalam kolom tidak boleh menyimpang atau keluar kolom. Alhasil Houtman membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena dia sangat berhati-hati sekali. Selama mengerjakan tugas tersebut Houtman tidak sekedar mencap, tapi dia membaca dan mempelajari dokumen yang ada. Akibatnya Houtman sedikit demi sedikit memahami berbagai istilah dan teknis perbankan. Kelak pengetahuannya ini membawa Houtman kepada jabatan yang tidak pernah diduganya.

Houtman cepat menguasai berbagai pekerjaan yang diberikan dan selalu mengerjakan seluruh tugasnya dengan baik. Dia pun ringan tangan untuk membantu orang lain, para staff dan atasannya. Sehingga para staff pun tidak segan untuk membagi ilmu kepadanya. Sampai suatu saat pejabat di Citibank mengangkatnya menjadi pegawai bank karena prestasi dan kompetensi yang dimilikinya, padahal Houtman hanyalah lulusan SMA.

Peristiwa pengangkatan Houtman menjadi pegawai Bank menjadi berita luar biasa heboh dan kontroversial. Bagaimana bisa seorang OB menjadi staff, bahkan rekan sesama OB mencibir Houtman sebagai orang yang tidak konsisten. Houtman dianggap tidak konsisten dengan tugasnya, “jika masuk OB, ya pensiun harus OB juga” begitu rekan sesama OB menggugat.

Houtman tidak patah semangat, dicibir teman-teman bahkan rekan sesama staf pun tidak membuat goyah. Houtman terus mengasah keterampilan dan berbagi membantu rekan kerjanya yang lain. Hanya membantulah yang bisa diberikan oleh Houtman, karena materi tidak ia miliki. Houtman tidak pernah lama dalam memegang suatu jabatan, sama seperti ketika menjadi OB yang haus akan ilmu baru. Houtman selalu mencoba tantangan dan pekerjaan baru. Sehingga karir Houtman melesat bak panah meninggalkan rekan sesama OB bahkan staff yang mengajarinya tentang istilah bank.
19 tahun kemudian sejak Houtman masuk sebagai Office Boy di The First National City Bank, Houtman mencapai jabatan tertingginya yaitu Vice President. Sebuah jabatan puncak citibank di Indonesia. Jabatan tertinggi citibank sendiri berada di USA yaitu Presiden Director yang tidak mungkin dijabat oleh orang Indonesia.

Sampai dengan saat ini belum ada yang mampu memecahkan rekor Houtman masuk sebagai OB pensiun sebagai Vice President, dan hanya berpendidikan SMA. Houtman pun kini pensiun dengan berbagai jabatan pernah diembannya, menjadi staf ahli citibank asia pasifik, menjadi penasehat keuangan salah satu gubernur, menjabat CEO di berbagai perusahaan dan menjadi inspirator bagi banyak orang.**

Selasa, 26 Oktober 2010

Keuntungan Join Oriflame

Ga rugi join oriflame. Ini keuntungan menjadi member oriflame yakni melalui 2 cara:
1.       Menjual
Dengan menjual langsung kita akan mendapatkan:
-          Keuntungan langsung sebanyak 30%, dipotong pajak 7%. Jadi sebesar 23%
-          Mendapatkan bonus barang selama 3 bulan berturut-turut:
a.       Bonus bulan pertama: Welcome Program 1 (WP1) senilai 70 ribu, mengumpulkan lebih dahulu 75 poin.
b.      Bonus bulan kedua : Welcome Program 2 (WP2) senilai 100 ribu, mengumpulkan lebih dahulu 100 poin.
c.       Bonus bulan ketiga: Welcome Program 3 (WP3) mengumpulkan lebih dahulu 125 poin.
(barang WP bisa lebih dari harga tersebut tergantung pada bulan promo yang diberikan)
-          Mendapatkan Business Class yaitu bonus potongan harga sebanyak 50% untuk 1 barang di bulan berikutnya dengan mengumpulkan dahulu 150 poin.

2.       Merekrut
Dengan merekrut maka poin group akan bertambah dan dalam pencapaian tertentu kita akan mendapatkan:
-          Bonus
-          Jenjang karir
-          Cash reward
-          Mobil
-          Jalan-jalan ke luar negeri
-          Pengembangan diri
-          Kebebasan waktu
-          Bisnis bisa diwariskan

JENJANG KARIR
LEVEL
POIN
BONUS
Senior Manager
21%
10.000
4 juta -7 juta
Manager
18%
6.600
2,5 juta -3,5 juta
15%
4.000
1,5 juta – 2 juta
12 %
2.400
1 jutaan
Consultan
9%
1.200
300 ribu – 600 ribu
6%
600
150 ribu – 250 ribu
3%
200
30 ribu – 100 ribu

Dua cara itu sudah standar/patokan baku berlaku minimal, tapi kalau sudah join pasti deh dijamin banyak promo-promo yang hampir tiap bulan ada. Jadi keuntungan pasti lebih dari di atas. So... buruan JOIN ya, Gabung, untuk daftar klik disini ya!

Rabu, 01 September 2010

Untung dan Beruntung dalam Dua Minggu

Agustus 2010 sudah berlalu. Tidak terasa dua minggu sudah aku menjadi member oriflame. Target membeli produk oriflame pun kucapai, malah melebihi target yang kuharapkan; 200 point. Padahal target point pribadi minimum dari pembelian oriflame ini sebesar 75 point. Gak kusangka! Level 3% sudah kusandang.

Bagaimana bisa kuraih 200 point dalam dua minggu? Jualan produk oriflame? Tidak juga. Jualan bukan fokusku dalam bisnis ini. Sebelum bergabung menjadi member oriflame, aku memang ingin membeli produknya yang sudah cocok buatku, yaitu masker dan pelembab. Dan kebetulan sekali, di bulan Agustus hampir semua produk oriflame dikenai potongan harga alias diskon. Kubelilah juga sabun, shampoo dan masker rambur, pasta gigi, lipgloss, pembersih wajah. Pelan-pelan kualihkan kebutuhan sehari-hari kosmetikku dengan produk oriflame. Sudah dapat diskon, dapat bonus, dapat duit pula. Beruntung deh!

Strategi lain; Kubeli katalog bulan Agustus dan kusebarkan ke beberapa temanku, siapa tau mereka tertarik untuk membelinya. Dan ternyata beberapa dari mereka tertarik karena mereka bilang produknya bagus, dan kebetulan ada diskon. Nambah point deh jadinya. Dukungan dari uplineku, Kak Ina, juga sangat membantu. Dan akhirnya terkumpulah 200 poin itu.

Dukungan dari uplineku itu tidak hanya segitu saja. Bahkan orang yang merekrut Kak Ina pun juga memberi semangat dan arahan yang luar biasa. Vera, seorang PNS tinggal di Barru (Sulawesi Selatan), selalu mengirimi aku semangat dan dukungan dari email-email yang dikirimkannya. Chatting lewat YM maupun FB pun sering kami lakukan. Ditambah lagi ikut milis dari Boss Family, group Oriflame yang kuikuti, sangat membantu dalam menjalankan bisnis ini. Keakrabanpun terjalin dalam milist itu. Begitulah enaknya kalau bergabung di Boss Family.

Hanya segitu keuntunganku selama dua minggu bergabung di Oriflame? Tentu tidak. Masih ada lagi.

Karena 200 poin sudah kuraih, berarti lewat sudah 75 point, lewat sudah 150 point. Artinya; di bulan September saya bisa mendapat bonus banyak yaitu;

Pertama, dengan lewat 75 poin itu saya mendapat Welcome Program 1 berhadiah produk Oriflame seharga Rp 69.000. Kedua, dengan lewat 150 point, saya mendapat Business Class yang nantinya saya dapat diskon 50% untuk salah satu produk oriflame yang kubeli. Ketiga, mencapai 200 point, level 3% sudah kuraih yang nantinya bakal ada transferan bonus ke rekeningku (meskipun masih sekitar Rp30.000 - Rp100.000, patut disyukuri). Keempat, mendapat hadiah karena sudah tercapai target 75 poin di bulan Agustus yaitu Paris Cosmetic Pouch dengan OB Revelation Mascara senilai Rp 208.000. Kelima, keuntungan langsung dari selisih harga katalog dengan harga khusus member.
Wow keren…

Kalau dijumlah tentu bonus yang aku dapatkan itu sangat lumayan bila dibandingkan dengan modal yang kukeluarkan untuk masuk menjadi member Oriflame yang hanya sebesar Rp 39.900. September ini kuharapkan keuntungan dan keberuntungan di pihakku. Sekarang saya pun ingin mengajak teman-temanku, sahabatku, yang kukenal maupun tidak untuk merasakan keuntungan yang luar biasa ini. Marilah bergabung bersama saya.

Siap Dibetuk Jadi “Berlian”

Siap dibentuk jadi leader dan siap jadi “berlian”? Itulah kata Meuthia Rizky, ketika training tentang Oriflame di Rawamangun juga Bulungan Jakarta minggu terakhir di Agustus lalu. Teteh Thia, demikan Meuthia dipanggil, adalah leader oke punya di Boss Family yang sudah mendapatkan penghasilan Rp 60-68 juta per bulan hanya dari bisnis Oriflame ini. Mobil Honda CRV pun sudah menjadi miliknya, gratis pemberian Oriflame.

Gimana bisa jadi “berlian” itu? Ya dengan datang ke pertemuan-pertemuan Oriflame, training, sharing dengan leader di Boss Family, mengikuti berita-berita di milist bossfamily setiap waktu, bentukan ke arah berlian itu akan nampak. Tentu saja, pengalaman pribadi yang sering ditolak, dicemooh, tidak menyerah, belian itu akan menunjukkan keindahannya.

Pengalaman ini dialami oleh para bosses di Boss family. Seperti teteh Thia, yang awalnya adalah staf di oriflame, hanya menjadi penonton orang kaya di bisnis ini, yang hilir mudik ke luar negeri. Dia ingin seperti orang kaya itu, tetapi harus memilih, tetap menjadi staf di oriflame atau pindah menjadi member oriflame. Pilihan jatuh untuk pindah menjadi member oriflame. Karena sudah bertekat bulat, langkah pertama dia mengajak 4 sahabatnya untuk ikut dalam bisnis ini. Hasilnya, para sahabatnya menolak. Dia pun beralih mengajak adiknya, tetapi adiknya malah marah-marah ketika diajak untuk bergabung. Teman adiknya, Erni, datang, pernah ditawari oriflame oleh adiknya tapi tidak tertarik. Meuthia pun mengajaknya bergabung dan menjelaskan bisnis ini. Erni pun mencoba dan sekarang dia sudah menjadi director di Oriflame. Semangatnya pun terus menyala, Meuthia pun naik bis agar bisa mengajak orang yang ditemuinya untuk bergabung dalam bisnis ini. Hasilnya ia berhasil mengajak seorang ibu duduk di halte sedang menunggu bis.

Semakin lama polesan “berlian” Meuthia terbentuk, kemilaunya pun muncul. Dua orang dari empat sahabatnya tadi pun ikut bergabung, dan sekarang sudah menjadi director. Adiknya yang dulu marah-marah diajak bergabung, malah akhirnya menawarkan diri untuk ikut jejak sukses kakaknya.

Ikut di bisnis itu tidaklah sulit. Ikutin system yang ada, dan siap dibentuk oleh para leader-leader, maka “berlian” itu bisa disandang kelak. Mengajak orang untuk bisnis ikut bisnis ini, menggunakan produk oriflame dan copy paste jejak Meuthia Rizky, pasti bisa juga seperti dia. Keuntungan yang bisa didapatkan; bonus, jenjang karir, cash reward, mobil, jalan-jalan ke luar negeri, pengembangan diri, kebebasan waktu, dan bisnis ini bisa diwariskan. Wow.. luar biasa.

Jadi siapa sih yang tidak kepingin? Kalau kita karyawan, seperti saya ini, mengandalkan gaji saja tentu tidak cukup dan tidak memadai antara penghasilan yang masuk dengan kebutuhan yang hari dari ke hari bertambah dan naik harganya. Posisi karyawan seperti kubaca di status facebook temanku, 10P: Pergi-Pagi-Pulang-Petang-Penghasilan-Pas-Pasan-Potong-Pajak-Pula. Mungkin masih ada karyawan yang bertahan, tapi kalau usaha sudah lebih dari 10P itu perlulah untuk mencari penghasilan tambahan. Jadi Yukkk bergabung…. Ikuti jejak kami di Boss Family.

Selasa, 17 Agustus 2010

Bisnis Oriflame, Kuyakin Bisa!

Sore dua pekan lalu, ada pesan masuk di inbox facebook-ku. Dari Ina Hamid Aly, wartawan Republika yang juga seniorku ketika kuliah di Ilmu Komunikasi Unhas. Dia memintaku untuk me-SMS nomer HPku ke nomer HPnya yang baru. Setelah kukirim, balasan pun langsung muncul dengan gaya Makassar. Tri, mauka ajakko bisnis, minat gak? Untk joint hanya perlu 39.900. Klo ada waktu buka webku: www.inaboss.tk. Ada acaranya tgl 7 besok di balai sarbini. Ikutan yuk.. datang aja, nanti ketemuki disana.

Kutebak bisnis ini adalah bisnis oriflame. Tahun lalu, saya pernah coba-coba isi data email di sebuah website member oriflame, tetapi bukan dari BOSS FAMILY. Yang bersangkutan langsung mengirimkan email, memberitahukan bagusnya bisnis ini dengan modal yang ringan, Rp 39.900. Tertarik sih, tapi pikirku bisnis MLM pasti begitu-begitu saja, susah cari jaringan. Maklum, dulu ketika masih kuliah pernah ikut oriflame dan bisnis MLM lainnya. Hasilnya selalu jalan di tempat dan akhirnya berhenti, susah menjual dan merekrut member.

Tapi dari SMS kak Ina itu, kupikir tidak ada salahnya mencoba. Hitung-hitung menambah kenalan baru. Tanggal 7 Agustus saya pun datang ke Balai Sarbini, Plasa Semanggi.

Di depan pintu masuk, Kak Ina menungguku. Dia lagi ngobrol dengan uplinenya yang juga seorang wartawan. Mereka berdua lagi nimbrung dengan Ibu Meuthia Rizki, orang yang telah sukses di bisnis oriflame ini. Saya dikenalkan dengan mereka.

Di dalam gedung Sarbini itu, peserta presentasi mulai mengisi kursi-kursi yang kosong. Mereka rata-rata didominasi perempuan, sesekali melintas laki-laki. Salut buat laki-laki yang ikut bisnis kosmetika, yang tentu saja lebih banyak disukai perempuan. Seluruh kursi akhirnya penuh. Presentasi-presentasi dari BOSS Oriflame diawali oleh Ted Boman, MD Oriflame Indonesia dan dilanjutkan oleh orang-orang yang telah berhasil di BOSS Family.

Yang menarik dari panggung ketika dipanggil orang yang berhasil naik level. Dari 3% hingga 21%. Malah ada dua orang dari April lalu bergabung, awal Agustus ini sudah mencapai penghasilan 7 juta. Wow… luar biasa. Saya berpikir, saya pasti bisa seperti mereka.



Setelah usai acara itu, saya langsung mendaftar menjadi member oriflame. Seminggu kemudian datang orang mengirim starter kit Oriflame ke rumah. Gerak mempromosikan Oriflame pun semakin gencar kulakukan, melalui internet, teman, tetangga dan lain-lain.

Seminggu ini, sebelum starter kit datang, saya mempromosikan bisnis ini ke seorang teman, dia langsung mencomooh. Dia mending bekerja di kantoran yang bergengsi, dari pada oriflamme yang menurutnya tidak bergengsi. Saya pun bersabar, mending berusaha dan tidak merepotkan orang, dan merendahkan gengsi demi gengsi yang bakal kita raih nanti. Dan dengan bisnis Oriflame ini, kuyakin bisa kuraih gengsi itu. Iya, BISA! Gabung yukkk…